welcome

Irasaimas....hajimemashite... watashiwa naoki desu... Met datang... perkenalkan, nama saya naoki... jomblo untuk sementara...he88x saya baru aja bikin blog.... jadi,mohon bantuannya.... arigatou gozaimas

Kamis, 03 Juli 2008

harapan dalam kematian

HARAPAN DALAM KEMATIAN

Percaya atau tidak tahun ini aku baru berusia 13 tahun. Aku kelas 2 di sebuah SMP favorit di negaraku. Pada semester 1 ini aku akan belajar Untuk menghadapi ulangan umum semester 1. Lalu akhirnya ulangan pun akan tiba, seperti biasa aku pun akan berkeringat mengerjakannya, terlebih fisika, dan matematika. Tapi pada ulangan bahasa Inggris, aku akan tersenyum mengerjakannya. Akhirnya ulangan umum selesai. Tinggal menunggu hari pembagian raport. Akan kulihat banyak teman- temanku yang cemas menunggu hasil belajar mereka. Lalu pada hari pembagian raport, Ibuku akan tersenyum seperti biasa karena aku peringkat pertama. Dan aku akan belajar lagi untuk menghadapi ulangan kenaikkan kelas. Aku juga akan melewati hari-hari ulangan itu dengan mudah. Sudah tak dapat dipungkiri lagi, aku akan lulus lagi dengan nilai cemerlang. Lagi-lagi Ibuku tersenyum melihat raport kenaikan kelasku.

Secara otomatis kelas 3 pun aku akan melewatinya dengan mudah karena materi pelajaran kelas 3 hanya mengulang materi pelajaran kelas 1 dan 2, karena materi itu masih tertanam kuat di otakku. Sedangkan materi baru di kelas 3 hanya sedikit. Tapi bagaimanapun juga aku akan tetap mencari referensi materi-materi baru dan lama, hanya untuk membaca untuk mengisi waktu luang. Semester 1 akan kulewati dengan mudah dan tentu saja dengan nilai terbaik. Tak terasa, hari menjelang UN akan kulewati dengan tidur dan merilekskan diri. Hari pertama UN aku akan melihat teman-temanku sibuk belajar. Ada yang belajar di teras sekolah dan ada juga di taman. Aku hanya akan tersenyum melihat tingkah mereka. Saat mereka sibuk dengan buku mereka, aku akan pergi ke kantin untuk makan pagi. 3 hari UN akan tak terasa berlalu, semua temanku akan terlihat mengelus dada sejenak setelah mereka selesai melewati UN, dan pada akhirnya mereka akan khawatir dengan nilai mereka nanti. Namaku akan disebut, dan aku bersama ibuku akan naik ke panggung untuk menerima penghargaan. Aku telah menjadi lulusan terbaik semenjak 10 tahun terakhir. Akan banyak teman dan guru yang memberi ucapan selamat padaku.

Masa –masa liburanku akan kulewati dengan pergi bersama teman-teman HI-ku melakukan riset kejadian Gunung Krakatau. Disana akan cukuplah bagiku untuk bersantai sekaligus melakukan riset yang dipimpin langsung oleh Dosen HI asal Swiss. Riset ini juga sekaligus tes untuk mengikuti olimpiade riset ilmiah di Brazil tahun depan.

Tak terasa sudah akan 2 minggu aku berlibur, akan tiba saatnya aku akan memasuki SMA. Pada hari pendaftaran yang akan disediakan 3 hari, tentu saja aku akan mendaftar pada hari ketiga. Aku tak mau berdesakan antri pada hari pertama dan kedua. Pada sore harinya, akan kulihat banyak teman-temanku dan orang tuanya mengantri untuk melihat jurnal. Aku hanya akan tersenyum melihat tingkah mereka. Dengan nilai rata-rata 10 sudah pasti aku akan masuk SMA favorit itu. Jadi buat apa aku berdesakan seperti itu.

Sekolah baru akan berjalan selama 2 bulan, sejak aku dipanggil kepala sekolah dan banyak orang-orang di kantornya. Langsung saja aku akan ditawari masuk bermacam-macam olimpiade dan ekskul. Alhasil aku akan memilih olimpiade Matematika, Fisika , dan Sastra Inggris. Pada saat berlomba, tahap demi tahap akan kulewati hingga akhirnya aku akan megikuti olimpiade tingkat internasional. Padahal saat itu aku baru akan kelas 2 SMA. Aku akan dikirim ke Amerika untuk mengikuti olimpiade fisika, ke Canada untuk olimpiade Matematika, dan ke Bali untuk olimpiade sastra Inggris. Belum lagi akan ada tawaran dari HI untuk mengikuti olimpiade riset ilmiah antara siswa-siswa HI seluruh dunia di Brazil. Aku akan melewatinya dengan gembira, karena aku akan bertemu orang-orang sepertiku. Aku akan merasakan persaingan sebenarnya di ajang yang bergengsi itu. Selama tiga bulan satu per satu olimpiade akan kulewati, hingga akhirnya aku merima hasil olimpiade. Ternyata aku juara pertama olimpiade sastra Inggris, juara pertama olimpiade fisika, dan juara kedua olimpiade matematika. Sedangkan dari lomba riset ilmiah antar siswa HI seluruh dunia, aku akan juara kedua. Banyak hadiah yang akan kuterima. Dari olimpiade matematika aku akan menerima hadiah medali perak,. Dari olimpiade Fisika aku akan mendapat hadiah medali emas. Dari olimpiade sastra Inggris aku akan mendapat medali emas, uang tunai sebesar US$ 20.000, dan Beasiswa sekolah sastra inggris di London. Hebat kan. Semenjak itu, sekolahku akan gratis karena aku mendapat beasiswa dari presiden negaraku. Akupun akan melihat diriku di koran dan TV lokal dan internasional.

Kini aku baru akan kelas 3 dan sudah banyak tawaran beasiswa kuliah dari universitas ternama dalam dan luar negeri. Tawaran beasiswa datang dari Cambridge University, pada saat aku baru akan menempuh ujian kenaikan kelas 3. Pada semester 2 kelas 3 aku akan dikejutkan dengan adanya tawaran beasiswa dari Oxford University, Al Azhar University, dan dari MIT. Aku tak mau ambil pusing memikirkan masalah tawaran-tawaran itu, karena sudah pasti aku akan mengambil tawaran beasiswa dari MIT.

Tak terasa ujian negara kelas tiga SMA sudah selesai. Dan sudah pasti aku akan lulus dengan nilai rerata 10. Aku akan jadi lulusan terbaik saat itu. Dan lagi- lagi pada saat perpisahan aku dan orangtuaku akan dipanggil ke atas panggung untuk menerima penghargaan atas prestasiku. Setelah lulus dari SMA aku akan ambil istirahat selama 6 bulan dan sekolah sastra Inggris di London.

Sedih juga rasanya akan meninggalkan negeri tercinta dan keluarga. Walaupun sudah sering ke luar negeri , tapi yang ini akan tersa lain karena aku akan berkuliah dan tinggal di Amerika selama bertahun- tahun. Tapi rasa senang dan bangga akan menyertaiku karena aku adalah orang pertama dari negaraku yang kuliah di MIT, dan aku akan bertemu orang- orang sepertiku bersaing untuk mendapat ilmu dan gelar sebagai orang terpintar di bumi. Akan terasa berlebihan memang, tapi memang benar gelar itulah yang akan diberikan kepada lulusan terbaik dari MIT. Aku akan berusaha mendapatkan gelar itu. Di bandara, aku akan diantar oleh keluarga besarku. Dan di pesawat aku akan rindu dengan sebuah lemari besar yang berisi penuh dengan hasil jerih payahku, yaitu penghargaan yang kuterima dari berbagai macam lomba.

Kira- kira 12 jam di pesawat, dan akhirnya aku tiba di John F Kennedy International Airport. Ternyata kedatanganku sudah ditunggu orang dari MIT. Lalu aku akan diantar ke rumahku dengan mobil pribadi. Di mobil, penjemput itu akan mengatakan bahwa di rumah yang akan kutinggali akan ada 4 mahasiswa lain dari 4 negara yang berbeda. Jadi aku tidak akan sendirian di rumah itu.

Tapi semua cerita di atas hanya akan menjadi harapan yang tidak akan pernah terwujud. Karena aku sekarang tepat berada di sebuah rumah sakit memandang diriku sendiri yang sedang sekarat melawan maut. Setelah tadi pagi aku tertabrak sebuah bus saat aku akan menyebrang ke sekolah. Sejak saat itulah jiwaku terpisah dari ragaku. Tak kuasa ku menahan tangis melihat diriku menghadapi pintu kematian. Lalu tiba- tiba saja aku melayang ke atas perlahan, cepat kutahu bahwa akhirnya aku telah benar- benar mati. Sayup kudengar suara tangis pecah di kamar tempat ku menghela napas terakhir. Hilang sudah harapan – harapan penuh khayalan dan kesombongan. Menjadikan harapan – harapan tersebut sebagai harapan dalam kematian yang tak akan pernah terwujud. Baru kusadari kesombongan ku sewaktu hidup hanya akan membawa penderitaan padaku. Dan apapun yang aku rencanakan tidak akan terlaksana jika Penciptaku tidak menghendakinya. Tapi terlambat sudah aku menyadarinya, sedangkan aku melayang semakin tinggi dan tinggi.

Tidak ada komentar: